Opini  

Sastra, Kematian dan Sejarah Kehidupan Kita

Foto: ilustrasi
Foto: ilustrasi

Air mata dalam tangisan itu hanya sesaat menitik ke pipi, setelah jasad dikubur, hanya badan sebatang yang menantikan sosok jasad sebau bangkai.

Sedangkan rekan-rekan terdekat hanya merasa kehilangan sesaat, setelah itu lupa dan jarang membicarakan kita.

Kita yang sombong dan angkuh, hanya sendirian di dalam tanah keabadian tempat kita beristirahat di sepanjang catatan hidup dan mati. Sedangkan malam tempat kita bernaung, akan tersembunyi di balik rimbunnya semak belukar.

Oleh: Anto Narasoma

banner 468x60

banner 468x60