By ; Anto Narasoma
WIDEAZONE.COM–LEGENDA hantu banyu, sangat diyakini masyarakat Sumatera Selatan (Palembang). Bahkan cerita itu seringkali dituturkan orang-orang tua kepada anak cucunya. Legenda ini begitu hidup dalam kehidupan masyarakat, terutama mereka yang berdiam di pinggiran Sungai Musi.
Sungai Musi, merupakan kali besar yang dijadikan sentral bagi legenda tersebut. Karena di kedalaman sungai inilah terdapat ruang-ruang yang dihuni hantu banyu, sehingga misteri yang melegenda di balik luasnya Sungai Musi yang sudah menjadi cerita rakyat warga Sumsel.
Menurut kepercayaan masyarakat Sumatera Selatan, hantu banyu itu disebut juga sebabagi hantu air. Ia seperti “ikan”, menyerupai naga dan selalu diceritakan dari generasi ke generasi. Akhirnya hingga kini banyak yang percaya soal penampakan sosok makhluk astral, hantu banyu dan naga sungai itu merupakan makhluk nyata.
Budayawan Sumsel, Drs Rapani Igama MSi, menyatakan masyarakat daerah ini sangat percaya adanya hantu banyu. Legenda ini terus hidup karena seringkali dituturkan dari nenek ke anak cucunya. Terutama setiap menjelang tidur, kata Rapani, nenek seringkali bercerita tentang hantu banyu yang berambut panjang berlendir. Wajah dan perawakannya mirip seekor monyet.
“Diceritakan, hantu banyu ini seringkali menangkap anak-anak yang mandi di sungai ketika air pasang. Apabila ada anak yang brhasil ditangkapnya, anak itu dibawa ke dasar sungai dan disembunyikan di satu tempat sehingga anak itu meninggal dunia,” ujar Rapani kepada Wideazone.com, Jum’at (15/2/2019).
Bahkan, untuk menakuti anak-anak, masyarakat sering mengatakan di areal sungai itu ada hantu banyunya. Apalagi ketika air pasang dan di antara air yang datang ada pusarannya, di situlah berdiamnya hantu banyu.
“Ketika kecil, saya senang mendengar nenek bercerita tentang hantu banyu. Meski percaya atau tidak, cerita tentang hantu banyu itu sangat hidup sehingga hingga saat ini masyarakat di pelosok Sumatera Selatan tetap percaya bahwa hantu banyu itu ada dan hidup di perairan Sungai Musi,” ujar Rafani saat dijumpai di ruang kerjanya, Jum’at (15/2/2019).
Meski masyarakat saat ini banyak yang mengatakan hantu banyu hanya legenda, kata Rafani, namun dari keyakinan dan kepercayaan masyarakat daerah ini, hantu banyu itu ada. Ketika ada yang melihat, hantu banyu itu mulutnya monyong, rambutnya panjang dan tidak mau memperlihatkan wajahnya. “Bahkan uwak saya pernah melihat adanya hantu banyu naik ke darat. Tiba-tiba makhluk itu langsung terjun ke air,” katanya.
Konon, kata Rafani, sosok astral tersebut adalah seorang putri yang sangat senang melihat air pasang. Karena takut dimarahi orangtuanya, setiap air sungai pasang, diam-diam dia terjun ke sungai untuk mandi. “Karena ibunya jengkel dan marah, ia akhirnya dikutuk untuk menjadi hantu banyu. Itulah legendanya,” katanya.
Sementara itu budawan Sumsel lainnya, Yai Beq juga mengomentari bahwa bentuk makhluk itu mirip antara manusia dan siamang. Kulitnya hitam dan mempunyai rambut panjang dan berlendir. “Umumnya, masyarakat yang berdomisili di pinggiran sungai (Sungai Musi) saja pernh melihat ujud hantu banyu,” ujar Yai Beq.
Masyarakat Sumatera Selatan ini memiliki rumah panggung. Begitu juga yang bermukimdi pinggiran sungai.
Hantu banyu diyakini sering singgah ke rumah warga yang berada di tepian Sungai Musi. Rumah panggung berbahan kayu itu berjajar di tepian Sungai Musi. “Biasanya hantu banyu itu sering bertandang lewat tangga untuk mengambil air di aliran sungai. Bahkan di tangga inilah hantu banyu itu singgah. Bekas kehadirannya itu akan dilumuri lendir yang membuat anak tangga menjadi licin. Apabila kita tergelincir, di situlah hantu banyu menangkap dan mengendapkan diri seseorang ke suatu tempat. Setelah tewas, orang itu timbul ke permukaan dengan ubun-ubunnya berlubang. Kabarnya hantu banyu itu mengisap otaknya,” kata Yai Beq.
Menurut Yai Beq, yang menjadi korban hantu banyu, biasanya tamu yang dating ke rumah itu. Jika tidak ada pendatang baru, warga sekitar lah yang menjadi korbannya. Karena itu,
Banyak kasus kematian misterius di Sungai Musi, mulai dari tenggelam, terpeleset ataupun hanyut saat berenang dan memancing, menurut warga hantu banyu yang menangkap dan melahap ubun-ubun orang tersebut. (*)