Mengenal Lebih Dekat Budaya dan Seni Sumatera Selatan

- Jurnalis

Sabtu, 2 Maret 2019 - 11:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah selatan pulau Sumatera dengan ibukota Palembang. Seperti sebagian besar kebudayaan provinsi lain di pulau Sumatera, kebudayaan provinsi Sumatera Selatan sebagian besar terpengaruh oleh budaya Melayu. Selain itu, ada beberapa kebudayaan yang terpengaruh oleh Islam, dan ada pula yang dipengaruhi oleh kebesaran dari kerajaan Sriwijaya. Kekayaan budaya Sumatera Selatan meliputi rumah adat, pakaian adat, berbagai jenis tarian, juga makanan khas dari daerah tersebut. Kekayaan budaya Sumatera Selatan tidak hanya mahsyur di wilayah Sumatera Selatan itu sendiri.

Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Air Terjun Bedegung, Situs Megalitik/Purbkala, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.

1.  Rumah Limas (Rumah Adat Sumatera Selatan)

Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, terdapat karya seni arsitektur yaitu Rumah Limas dan masih bisa kita temukan sebagai rumah hunian di daerah Palembang. Rumah Limas Palembang telah diakui sebagai Rumah Adat Tradisional Sumatera Selatan.

Secara umum arsitektur Rumah Limas Palembang, pada atapnya berbentuk menyerupai piramida terpenggal (limasan). Keunikan rumah Limas lainnya yaitu dari bentuknya yang bertingkat-tingkat (kijing). Dindingnya berupa kayu merawan yang berbentuk papan. Rumah Limas Palembang dibangun di atas tiang-tiang atau cagak.

2. Seni Tari Sumatera Selatan

1. Tari Gending Sriwijaya

Tari ini ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti kepala Negara, Duta Besar dan Tamu-tamu agung lainnya. Tari Gending Sriwijaya Hampir sama dengan tari Tanggai, perbedaannya terletak pada penggunaan tari jumlah penari dan perlengkapan busana yang dipakai.

Baca Juga:  Pj Gubernur Elen Setiadi  Resmikan Kampung Madani Serat Nanas Muara Enim

2. Tari Tanggai

ari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya.

3. Tari Tenun Songket

Tari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang pada umumya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket.

4. Tari Rodat Cempako

Tari ini merupakan tari rakyat bernafaskan islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan tari Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah.

5. Tarik Madik (Nindai)

Masyarakat Palembang mempunyai kebiasaan apabila akan memilih calon, orang tua pria terlebih dahulu dating kerumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan nindai) gadis yang dimaksud. Hal yang dinilai atau ditindai itu, antara lain kepribadiannya serta kehidupan keluarganya sehari-hari. Dengan penindaian itu diharapkan bahwa apabila si gadis dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan dan kehidupan mereka akan berjalan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria.

3. Pakaian Adat Sumatra Selatan

Bisa dikatakan sebagai simbol peradaban budaya masyarakat Sumatra Selatan. Karena di dalamnya terdapat unsur filosofi hidup dan keselarasan. Hal ini bisa dilihat dari pilihan warna dan corak yang menghiasi pakaian adat tersebut. Ditambah dengan kelengkapannya, makin menambah kesakralan yang nampak pada tampilan pakaian adat yang berfungsi sebagai identitas budaya masyarakat Sumatra Selatan.

Baca Juga:  Ombudsman Sumsel: Aduan Masyarakat Tembus 697 Selama 2024, Tiga Laporan Mendominasi

Pakaian adat Suamtra Selatan sangat terkenal dengan sebutan Aesan gede yang melambangkan kebesaran, dan pakaian Aesan paksangko yang melambangkan keanggunan masyarakat Sumatera Selatan. Pakaian adat ini biasanya hanya digunakan saat upacara adat perkawinan. Dengan pemahaman bahwa upacara perkawinan ini merupakan upacara besar. Maka dengan menggunakan Aesan Gede atau Aesan Paksangko sebagai kostum pengantin memiliki makna sesuatu yang sangat anggun, karena kedua pengantin bagaikan raja dan ratu.

Pembeda antara corak Aesan Gede dan Aesan Paksongko, jika dirinci sebagai berikut; gaya Aesan Gede berwarna merah jambu dipadu dengan warna keemasan. Kedua warna tersebut diyakini sebagai cerminan keagungan para bangsawan Sriwijaya. Apalagi dengan gemerlap perhiasan pelengkap serta mahkota Aesan Gede, bungo cempako, kembang goyang, dan kelapo standan. Lalu dipadukan dengan baju dodot serta kain songket lepus bermotif napan perak.

Pada Aesan Paksangkong. Bagi laki-laki menggunakan songket lepus bersulam emas, jubah motif tabor bunga emas, selempang songket, seluar, serta songkok emeas menghias kepala. Dan bagi perempuan menggunakan teratai penutup dada, baju kurung warna merah ningrat bertabur bunga bintang keemasan, kain songket lepus bersulam emas, serta hiasan kepala berupa mahkota Aesan Paksangkong. Tak ketinggalan pula pernak-pernik penghias baju seperti perhiasan bercitrakan keemasan, kelapo standan, kembang goyang, serta kembang kenango.

Sumatera Selatan amat kaya akan budayanya bagi kita sebagai generasi penerus untuk tepa menjaga budaya tersebut agar tetap menjadi ICON dan jangan sampai diambil dan ditiru oleh negara lainnya. (anto narasoma)

Berita Terkait

Pj Gubernur Elen Setiadi Buka PKL LXIV Politeknik Statistika STIS
Sekda Edward Candra Buka STQH Tingkat Kabupaten Ogan Ilir
BREAKING NEWS: Kabar Gembira Daftar SNBP Perguruan Tinggi Diperpanjang!
Disdik Sumsel Prihatin PDSS Perguruan Tinggi: 3 Penyebab hingga Progres
Kapolda Andi Rian: Rekrutmen Anggota Polri Gratis “Cawe-Cawe” Sikat
DPO Terpidana Korupsi Alat COVID-19 Leksi Yandi Ditangkap Tim Tabur Kejati Sumsel
Pengusaha Kelapa Sawit Mikro-Mini di Sumsel Menjerit Imbas Keran Ekspor Ditutup
Pj Gubernur Elen Setiadi  Resmikan Kampung Madani Serat Nanas Muara Enim
Berita ini 402 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 11 Februari 2025 - 16:46 WIB

Pj Gubernur Elen Setiadi Buka PKL LXIV Politeknik Statistika STIS

Jumat, 7 Februari 2025 - 23:54 WIB

BREAKING NEWS: Kabar Gembira Daftar SNBP Perguruan Tinggi Diperpanjang!

Jumat, 7 Februari 2025 - 15:23 WIB

Disdik Sumsel Prihatin PDSS Perguruan Tinggi: 3 Penyebab hingga Progres

Jumat, 7 Februari 2025 - 07:03 WIB

Kapolda Andi Rian: Rekrutmen Anggota Polri Gratis “Cawe-Cawe” Sikat

Kamis, 6 Februari 2025 - 00:25 WIB

DPO Terpidana Korupsi Alat COVID-19 Leksi Yandi Ditangkap Tim Tabur Kejati Sumsel

Berita Terbaru

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi SH MSE membuka Praktek Kerja Lapangan (PKL) LXIV Politeknik Statistika STIS bertempat di Griya Agung Palembang, Selasa 11 Februari 2025.

Pendidikan

Pj Gubernur Elen Setiadi Buka PKL LXIV Politeknik Statistika STIS

Selasa, 11 Feb 2025 - 16:46 WIB