by Anto Narasoma
ADA pertanyaan yang menyeruak di masyarakat, apakah seorang kakak bisa menjadi pemimpin terbaik di antara adik-adiknya?
Pertanyaan itu memang terucap ringan. Ringan seperti sehelai kapas yang terbang ke udara bebas.
Namun ketika pertanyaan yang panjang dan dalam itu diutarakan, ternyata menjadi seorang pemimpin itu tak segampang seperti yang diucapkan.
Dalam pemilihan umum (pemilu) pada 2024 mendatang, negeri ini akan mencari pemimpin yang sesuai kepribadian standar. Adakah pemimpin seperti itu?
Memang, tak ada manusia yang sempurna di dalam kehidupan ini. Namun apabila memilih pemimpin seperti yang diharapkan itu, tentu ada kriteria yang bisa dijadikan standar bagi sosok seorang pemimpin.
Dalam hadis HR Bukhari dan Muslim, seorang pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai, dan selalu didoakan umatnya.
Seperti sabda Rasulullah SAW, ..Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mencintai kamu. Kamu berdoa untuk dirinya dan dia juga berdoa untuk kamu.
Dari uraian di atas, mencari seorang pemimpin itu gampang-gampang susah. Kita sudah menetapkan seseorang untuk diajukan sebagai pemimpin, namun harapan kita tidak sesuai dengan standar yang kita tetapkan.
Dapat diakumulasi sesuai fakta bahwa seorang pemimpin akan lebih dihargai apabila memiliki sikap tenang dan berpikir lebih positif.
Jika seseorang memiliki pandangan positif, sosok seperti ini tentu akan membantu kebersamaan kita dalam satu kesatuan yang kuat.
Suasana seperti inilah yang diharapkan untuk memilih sesosok pemimpin yang disayangi dan dihargai orang-orang di sekitarnya.
Namun apabila tim kerja yang dekat dengan diri seseorang itu takut kepada dirinya, berarti orang tersebut gagal untuk maju sebagai pemimpin.
Sebab pada hakikatnya, seorang pemimpin tidak harus ditakuti, tapi disayangi dan dihargai. (*)
16 Juli 2023