WIDEAZONE.COM, PALEMBANG–Tahun 2019 Unsri mengusulkan penambahan kuota penerima Bidik Misi, dari target kuota tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 900 orang di tahun 2019 diusulkan menjadi 1.000 orang.
Rektor Unsri, Prof Dr Ir Anis Saggaf, MSCE. Mengatakan, penambahan kuota Bidik Misi ini sendiri, pihaknya optimis bisa disanggupi oleh Kemenristekdikti, pasalnya, melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan berkomitmen untuk fokus pada peningkatan pembangunan SDM melalui berbagai upaya cerdas, salah satunya adalah Program Bidikmisi.
“Adanya program bidik misi ini setidaknya, dapat memberikan kesempatan bagi generasi muda di seluruh daerah yang tidak mampu untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Kita harap program bidik misi di tahun ini dapat berjalan dengan lancar,”ujarnya.
Menurut Anis, Bidikmisi telah terbukti dapat memutus rantai kemiskinan, maka tahun ini pemerintah berkomitmen dan melakukan inovasi dalam meningkatkan layanan Bidikmisi sebanyak 44 % dibanding tahun sebelumnya (Tahun 2018, red), yakni dengan peningkatan kuota penerima Bidikmisi menjadi 130.000 penerima seluruh Indonesia.
Selain itu juga pemerintah telah mengalokasikan Bidikmisi pada Program Profesi Guru (PPG) selain profesi dokter, dokter gigi, dokter hewan, ners dan apoteker yang telah ada sebelumnya. Lalu menambah alokasi penerima Bidikmisi khusus mahasiswa difabel.
“Integrasi data Bidikmisi dengan pangkalan data Kemendikbud dan Kemensos untuk mendorong proses penerimaan yang lebih transparan, akuntabel dan tepat sasaran. Untuk meningkatkan layanan Bidikmisi, saat ini telah dikembangkan Bidikmisi Apps yang mempunyai fitur menampilkan data diri, prestasi mahasiswa, informasi pencairan dan pembayaran elektronik, tracer study, informasi terbaru serta fitur lapor, yang diharapkan akan mempermudah penerima mendapatkan informasi mengenai Bidikmisi,” tegasnya.
Adapaun Pendaftaran calon mahasiswa Bidikmisi untuk tahun 2019 dilakukan melalui jalur SNMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik Negeri (PMDK-PN), Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) serta Seleksi Mandiri pada PTN dan PTS.
“Mekanisme pendaftaran Bidikmisi melalui jalur seleksi SNMPTN dan SBMPTN pada tahun 2019 mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2018 karena adanya transformasi dalam sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru, tahun ini pemerintah membentuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT),” terangnya.
Dia berharap, Program Bidikmisi di tahun ini dapat berjalan lebih baik, sebab program ini merupakan program untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia dalam memberikan kesempatan kepada generasi muda yang cerdas namun tidak mampu untuk mengenyam pendidikan Tinggi, agar supaya mereka dapat menggapai cita-cita dalam upaya memutuskan mata rantai kemiskinan. “Buktinya banyak alumni penerima Bidikmisi yang mampu berkarir dengan sukses didalam dunia industri dan wirausaha,”pungkasnya (hasan basri)