Kedalaman Sungai Musi Yang Kritis

- Jurnalis

Rabu, 27 Februari 2019 - 23:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

WIDEAZONE.COM, PALEMBANG — Sungai Musi merupakan sungai kebanggan masyarakat Sumatera Selatan. Eksistensi sebagai jalur perdagangan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Kehidupan masyarakat Sumsel yang berdomisili di sekitarnya bertumpu pada eksistensi Sungai Musi. Lantas bagaimana kondisinya saat ini?

Di tahun 1960-an, fungsi Sungai Musi memang luar biasa. Sejumlah kapal bertonase besar dapat berlalu-lalang di perairan sungai ini. Bahkan ketika bagian tengah Jembatan Ampera masih dapat beroperasi (diangkat), maka kapal besar masih dapat terlihat wara-wiri di Sungai Musi.

Masa itu, saat ini tinggal kenangan saja. Bahkan sudah menjadi sejarah bagi masyarakat Sumatera Selatan. Mengapa bisa seperti itu? Karena saat ini kedalaman Sungai Musi sudah semakin cetek (dangkal).

Habitat air Sungai Musi yang membelah kawasan hulu dan hilir kota Palembang itu kondisinya sudah semakin dangkal. Bahkan kedangkalannya dipadati limbah sampah dan penggerusan tanah. Sedimentasi inilah yang menyulitkan kapal-kapal besar untuk masuk ke kawasan dalam Kota Palembang.

Kedalaman Sungai Musi yang tercatat antara10 hingga 12 meter, kini hanya 7 meter saja. Sebab sedimentasi yang menumpuk di dasar lumpur makin mendangkalkan sungai ini. Akibat pendangkalan itu, menjadikan kapal-kapal berukuran besar sulit masuk ke kawasan tengah Sungai Musi. Bahkan beberapa anak Sungai Musi ikut mengecil dan airnya mengering.

Baca Juga:  Arahan Prima Salam Soal Visi-Misi RDPS dalam 100 Hari Kerja

Saat diwawancari Ketua Umum Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumsel, Syafrul Yunardi, mengatakan saat ini kondisinya termasuk dalam katagori kritis. “Tingkat sedimentasinya kian meninggi,” ujar Syafrul kepada Wideazone.com, Rabu (27/2/2019).

Untuk mencegah pendangkalan, harus ada pengerukan lumpur di bawahnya. Paling tidak pengerukan itu dilakukan dua tahun sekali. Dampaknya dari keterbatasan debit airnya, akan dapat mengurangi sumber air untuk pengaliran air kesawah atau lahan masyarakat. “Bahkan bisa mempengaruhi pasokan air minum kerumah-rumah penduduk,” katanya.
Selain itu, kata Syafrul, dampaknya sangat buruk bagi habitat biota laut di Sungai Musi. Apalagi debit airnya makin menurun. Meski ragam jenis biota di dalamnya barangkali tidak punah, namun untuk habibat kehidupan mereka menjadi sempit.

“Misalnya, saat ini kita jarang melihat ikan tapa, ikan sengarat, ikan patin sungai serta ikan-ikan lainnya. Jika dibiarkan seperti ini, kita akan mengalami kerugian besar apabila habitat ikan-ikan itu punah,” katanya.

Baca Juga:  Dewi Sastrani Ratu Dewa Nahkodai PMI Palembang

Menjawab pertanyaan tentang tingginya tingkat sedimentasi di bawah permukaan Sungai Musi akibat pembuangan sampah rumah tangga, limbah pabrik di aliran sungai serta penebangan pohon secara masif.
“Anda bisa melihat banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh warga. Sampah-sampah itu mengambang dan memadati tiap penjuru sungai. Ini yang membuat sedimentasi menjadi sangat tinggi.”

Di bahwa tahun 1980-an, jenis ikan seluang, sengarat, belido, ikan tapa dan ikan buluh tulang, masih dapat dilihat. Sekarang, sejumlah besar nama ikan itu hanya menjadi ucapan. Meski tidak punah, barangkali, tapi keberadannya sudah sangat sulit dicari.

Di bagian hulu kawasan Sungai Musi, terdapat di Kabupaten Empat Lawang Sumsel, Kepahyang, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Curup Bengkulu. Sementara kawasan hilirnya yang berdataran rendah, di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin (Muba) dan Kota Palembang. (anto narasoma)

Berita Terkait

PDAM Tirta Musi Sumbang PAD Rp681 Miliar, Pengamat: Bukti Manajemen Sehat
Ketua PKK Kota Palembang Terobos Banjir Demi Bantu warga
Soal Banjir Palembang, Tarech: Sistem Drainase Terputus
Jamaah Al Halim Doakan H Alim dan Keluarga Diberi Ketabahan: Ada Hikmah Besar
Ketua TP-PKK Palembang bersama Wakilnya Kunjungi Warga Terdampak Kebakaran
Usai Wali Kota Ratu Dewa, Giliran Sekda Aprizal Sisir Banjir TPU Kebun Bunga
Bazar Ramadan Dorong UMKM, Wali Kota Pastikan Kemasan Ramah Lingkungan
Miris! Masih Banyak Sekolah Tak Layak di Palembang, Ratu Dewa: Kadisdik Harus Keliling, Jangan Duduk
Berita ini 28 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 11:24 WIB

PDAM Tirta Musi Sumbang PAD Rp681 Miliar, Pengamat: Bukti Manajemen Sehat

Kamis, 13 Maret 2025 - 15:52 WIB

Ketua PKK Kota Palembang Terobos Banjir Demi Bantu warga

Selasa, 11 Maret 2025 - 16:21 WIB

Jamaah Al Halim Doakan H Alim dan Keluarga Diberi Ketabahan: Ada Hikmah Besar

Senin, 10 Maret 2025 - 16:20 WIB

Ketua TP-PKK Palembang bersama Wakilnya Kunjungi Warga Terdampak Kebakaran

Minggu, 9 Maret 2025 - 20:43 WIB

Usai Wali Kota Ratu Dewa, Giliran Sekda Aprizal Sisir Banjir TPU Kebun Bunga

Berita Terbaru

Kondisi warga dusun 3 Slaro Simpang Bayat, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin tanpa aliran liatrik, padahal instalasi sudah terpasang.

Breaking News

Warga Slaro Tagih Janji Bupati-Wabup Muba Soal Listrik

Sabtu, 15 Mar 2025 - 16:49 WIB

Pemerintah Desa [Pemdes] Peracak Jaya Kecamatan Jayapura Kabupaten OKU Timur menggelar Musyawarah untuk menyerap aspirasi masyarakat.

OKU Timur

Pemdes Peracak Jaya Serap Aspirasi Masyarakat dengan Musyawarah

Sabtu, 15 Mar 2025 - 07:23 WIB

Ketua TP-PKK Kota Palembang Dewi Sastrani Ratu Dewa rela berjalan kaki menerobos banjir pasang-surut Sungai Musi demi memberikan bantuan kepada warganya yang sedang sakit.

Palembang

Ketua PKK Kota Palembang Terobos Banjir Demi Bantu warga

Kamis, 13 Mar 2025 - 15:52 WIB