Mantan Kapolda Sumsel Sedekah Pempek King untuk Jemaah Haji di Madinah

- Jurnalis

Senin, 3 Juni 2024 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan Kapolda Sumsel, Irjen Pol [Purn] Prof Dr Eko Indra Heri MM sedekah Pempek King untuk Jemaah Haji di Madinah

Mantan Kapolda Sumsel, Irjen Pol [Purn] Prof Dr Eko Indra Heri MM sedekah Pempek King untuk Jemaah Haji di Madinah

WIDEAZONE.com, MEKAH | Makanan khas Indonesia selalu disajikan untuk jemaah haji Indonesia di Marmara Hotel Hilton Madinah. Namun, beberapa hari lalu sajian makan malam nampak berbeda dari biasanya, sebab ada yang istimewa di antara deretan menu tradisional nusantara seperti tunjang, soto ayam, dan ikan bakar, terdapat makanan dari Palembang yaitu Pempek.

Menu olahan daging ikan yang dicampur tepung tapioka atau sagu ini bukan buatan dari dua chef kawakan di Hilton, Muslim [32] dan Pipiet Purwanto [50], melainkan oleh-oleh yang disedekahkan seorang jemaah.

“Itu saya bawa sendiri dari Palembang, mereknya King yang sudah lama menjadi langganan kami. Jumlahnya 100 buah,” kata mantan Kapolda Sumsel Irjen Pol [Purn] Dr Prof Eko Indra Heri MM bersama jemaah paket Al Fath Maktour kepada wartawan, Ahad 2 Juni 2024, puku 09.00 waktu setempat Saudi Arabia.

Pelantun lagu Kecapi Makanan Kero [pada programnya kala jabat Kapolda Sumsel yang terkenal sebutan Mang Pedeka] ini ternyata membawa serta pempek ke dalam bagasi agar tidak memicu bau amis yang khas, pempek jenis adaan, telor kecil, kulit dan lenjer itu kardusnya divakum sedemikian rupa.

Baca Juga:  Langkah Kongkret Ketua Terpilih KKPP Palembang

“Selain tidak menimbulkan bau khas, pempeknya divakum,” ujarnya.

Meski jumlahnya mencapai 100 buah tentu tak semua Jemaah kebagian sajian khas yang terbuat dari adonan ikan dan sagu itu. Maklum, beberapa Jemaah terlihat sangat antusias untuk mencomotnya lebih dari 2 potong. Rata-rata Jemaah mengaku puas dengan rasa pempek King tersebut.

“Ini bikin kangen kampung halaman. Apalagi pas menghirup cukanya asli wong kito galo. Pempek kulitnya lezat, nambah terus,” kata Andromeda Mercury salah satu presenter TV di Indonesia.

Begitu juga dengan pengakuan Iqbal Arief Ismail yang berasal dari Bukit tinggi.

“Pempeknya crunchy, gurih, campuran ikannya cukup kuat. Apalagi cukonya, manis pedasnya bikin nagih,” ungkapnya.

Menurut buku ‘Teks Bacaan Berbasis Budaya Lokal Sumatera Selatan Bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan’ karya Rita Inderawati dkk, pempek dikenal di Palembang seiring masuknya perantau Tionghoa pada sekitar abad ke-16 di masa Sultan Badaruddin II.

Baca Juga:  Fariz RM Berbagi Pengetahuan Aransemen Musik dengan Pelajar SMA-SMK se-Sumsel

Pada masa tersebut, makanan ini disebut dengan ‘kelesan’ yakni biasa disajikan dalam acara adat di dalam Rumah Limas. Diberi nama kelesan mengacu kepada alat untuk menghaluskan daging ikan.

Awalnya, pempek dibuat oleh orang asli Palembang yang kemudian dititipkan ke orang Tionghoa untuk dijual. Pempek tersebut mulai dijual oleh orang-orang China pada tahun 1916 dengan cara dijajakan sambil keliling dari kampung ke kampung dengan berjalan kaki.

Biasanya, jajanan tersebut dijual di kawasan keraton, yang saat ini adalah kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang.

Penamaan nama pempek berasal dari nama panggilan oleh pembeli kepada si penjual kelesan yang dipanggil dengan ’empek’ atau ‘apek’ yang dalam bahasa China berarti “paman”.

Para pembeli memanggil penjual kelesan tersebut dengan memanggil ‘Pek, empek’ yang akhirnya dikenal sebagai pempek dan bertahan hingga sekarang. [AbV/red]

Berita Terkait

Uchin: Musik Adalah Bahasa Universal
Langkah Kongkret Ketua Terpilih KKPP Palembang
SATUPENA Umumkan Nama-nama Penerima Penghargaan Penulis 2024: Lifetime Achievement Award hingga Dermakata Award
Fariz RM Berbagi Pengetahuan Aransemen Musik dengan Pelajar SMA-SMK se-Sumsel
Festival Jazz Suara Musi 2024 Guncang Palembang
SBS-Adinata Project Gelar Musik dan Lagu Nostalgia
Cerita Tokoh Spritual Palembang Lihat Jenazah Tidak Dikubur di Trunyan Bali
Mars “Pertempuran 5 Hari 5 Malam” Karya Monumental Ali Goik
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Januari 2025 - 13:50 WIB

Uchin: Musik Adalah Bahasa Universal

Kamis, 26 Desember 2024 - 10:45 WIB

Langkah Kongkret Ketua Terpilih KKPP Palembang

Minggu, 8 Desember 2024 - 09:44 WIB

SATUPENA Umumkan Nama-nama Penerima Penghargaan Penulis 2024: Lifetime Achievement Award hingga Dermakata Award

Jumat, 6 Desember 2024 - 07:24 WIB

Fariz RM Berbagi Pengetahuan Aransemen Musik dengan Pelajar SMA-SMK se-Sumsel

Sabtu, 30 November 2024 - 23:40 WIB

Festival Jazz Suara Musi 2024 Guncang Palembang

Berita Terbaru

Presiden Republik Indonesia [RI] Prabowo Subianto meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air [PLTA] Asahan 3 yang berada di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan melalui virtual, Senin 20 Januari 2025.

Asahan

Presiden RI Resmikan PLTA Asahan 3

Selasa, 21 Jan 2025 - 12:28 WIB

Ilustrasi Proyek Ketenagalistrikan

Nasional

37 Proyek Strategis Ketenagalistrikan Nasional Diresmikan

Selasa, 21 Jan 2025 - 04:42 WIB

Presiden Prabowo Subianto saat memberikan keterangan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Senin 20 Januari. [Foto: BPMI Setpres]

Nasional

Komitmen Presiden Prabowo Subianto Jelang 100 Hari Masa Kerja

Selasa, 21 Jan 2025 - 04:18 WIB