WIDEAZONE.COM, PALEMBANG | Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, realisasi inflasi Provinsi Sumatera Selatan tercatat sebesar 5,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan regional Sumatera yg tercatat 6,14% (yoy).
Sementara itu, inflasi nasional tercatat sebesar 5,51% (yoy). Secara tahunan, inflasi Sumatera Selatan meningkat dibandingkan dengan inflasi 2021 sebesar 1,83% (yoy), terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022.
Meski demikian, berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pasca kenaikan harga BBM kembali terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terus bersinergi menjalankan berbagai program pengendalian inflasi, termasuk dengan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) seiring dengan Program Sumsel Mandiri Pangan di Sumatera Selatan.
Adapun faktor pendorong inflasi Sumatera Selatan pada Desember 2022 terutama didorong dari inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,39% (mtm) dengan andil 0,42% (mtm). Selanjutnya, lima komoditas dengan andil/penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2022 adalah daging ayam ras 0,127% (mtm), telur ayam ras 0,089% (mtm), cabai merah 0,062% (mtm), minyak goreng 0,027% (mtm) dan emas perhiasan 0,026% (mtm). Kenaikan daging ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng terjadi seiring dengan peningkatan permintaan pada periode Nataru.