“Jika terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di lahan kritis di lereng tebing harus diungsikan. Karena rata-rata korban terjadi karena masyarakat di lokasi rawan longsor tetap di rumah pada saat hujan deras. Kemudian longsor. Itu itungannya detik, jadi sangat cepat” kata Suharyanto.
Mantan Pangdam V Brawijaya itu kemudian mencontohkan kisah sukses seorang kepala desa di Nusa Tenggara Timur yang berhasil menyelamatkan warganya dari petaka banjir bandang. Kepala desa itu menurut cerita Suharyanto, mengajak warganya yang tinggal di daerah rawan bencana untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman sebelum banjir bandang terjadi.
“Benar saja, kurang dari satu jam, air bah datang dan menggulung semua yang ada. Permukiman masyarakat rusak parah, namun tidak satupun warga menjadi korban,” jelas Dia. Tentunya hal ini dapat dijadikan teladan bagi seluruh aparatur negara, seperti para peserta rapat yang hadir di Kantor Bupati Humbang Hasundutan hari ini, Senin (04,/12).