WIDEAZONE.com, PALEMBANG | Penyelenggaraan pesta demokrasi dalam Pilkada Serentak pada November 2024 mendatang tak terlepas dari peran Jurnalis, mengapa? Sebab penyebaran informasi yang sehat dapat menangkal terjadinya misinformasi, disinformasi hingga hoaks.
Hal itu menjadi pokok bahasan dalam gelaran Focus Group Discussion [FGD] Direktorat Intelkam [Ditintelkam] Polda Sumsel dengan usungan tema ‘Antisipasi Penyebaran Hoax dan Netralitas Jurnalis Guna Mendukung serta Menyukseskan Pilkada Damai 2024 di Provinsi Sumsel, berlangsung di Airish Hotel, Selasa 30 Juli 2024.
Direktur Ditintelkam Polda Sumsel Kombes Pol Hadi Wiyono SIK melalui Kabag Analisnya AKBP M Suropati SE MH menyebut pihaknya punya kepentingan untuk mengantisipasi penyebaran hoax dalam mewujudkan Pilkada Damai di Sumsel 2024.
“Pelaksanaan Pilkada seperti saat ini dikotori oleh sampah-sampah politik. Berupa penyebarluasan berita-berita hoax yang cenderung mendeskriditkan pihak tertentu,” ujarnya.
FGD ini berlangsung selama dua hari, dari 30-31 Juli 2024, menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya di antaranya, Ketua Bawaslu Sumsel Massuryati, DK PWI Sumsel H Oktap Riyadi, Diskominfo Sumsel hingga Pengamat Sosial Politik Drs Bagindo Togar Butar Butar, serta diikuti puluhan peserta, terdiri dari perwakilan media, organisasi media dan elemen mahasiswa.
Dwi Carolita SE MSi [Diskominfo] mengatakan saat ini media sosial merupakan media paling efektif dan cepat dalam penyebarluasan informasi tak terkecuali berita-berita hoax. “Upaya meminimalisir penyebaran berita hoax itu salah satunya masyarakat untuk bisa menyaring terlebih dulu berita-berita sebelum disebarluaskan,” ungkapnya.
“Berita yang disebar jangan sampai mendeskriditkan pihak lainnya,” kilah dia.
Dirinya tak menampik jika literasi digital masyarakat sampai saat ini masih relatif rendah. [AbV]