Tambah Penghasilan Jadi Kuli Panggul Pasar
Untuk menambah penghasilan, Iskhaq juga bekerja sebagai kuli panggul di pasar bersama teman satu kosnya. Setiap pagi, usai salat Subuh dirinya harus menempuh perjalanan 3 kilometer menuju pasar untuk mengangkat barang-barang belanjaan milik orang.
Kehidupan yang keras ini membuatnya harus mengatur segalanya dengan sangat hemat, termasuk pola makannya. Ia hanya makan dua kali sehari, pada pukul 10.00 dan pukul 17.00, demi bisa bertahan dalam kondisi yang serba terbatas.
“Sesekali kita makan mie yang direbus lebih lama dari umumnya, supaya mengembangnya besar dan lembek, jadi kenyangnya bisa seharian,” ujar Iskhaq menceritakan.
Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya, ayah tiga anak itu, sempat bekerja di salah satu bank. Namun, pada tahun 1996, hatinya terpanggil untuk menjadi dosen di Universitas Sriwijaya. Keputusannya ini diambil dengan harapan besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri.
Impian Iskhaq untuk melanjutkan pendidikan akhirnya terwujud. Ia berhasil melanjutkan studi S2 dan S3 di Universitas Tokyo, Jepang. Perjalanan menuju gelar doktor ini tidaklah mudah, namun dengan semangat yang telah menemaninya sejak kecil, Iskhaq berhasil menuntaskan pendidikan tertinggi tersebut. Ia membawa pulang ilmu yang mendalam tentang oseanografi dan iklim tropis, disiplin ilmu yang kemudian menjadi bidang keahliannya hingga diberi amanah sebagai profesor.
Selanjutnya, Laksana Kondektur…