Amdal Dipertanyakan: Lurah Ogan Baru Sebut Sekolah YWKA Abaikan Pemerintah

Sekolah YWKA (SD, SMP, SMA dan SMK) berlokasi di Jalan Ki Merogan Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati Palembang
Sekolah YWKA (SD, SMP, SMA dan SMK) berlokasi di Jalan Ki Merogan Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati Palembang

WIDEAZONE.COM, PALEMBANG – Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Palembang yang bergerak di bidang pendidikan, SD, SMP, SMA hingga SMK abaikan imbauan dan teguran dari pemerintah.

Hal itu disampaikan Lurah Ogan Baru Edi Alfian saat dijumpai awak media di tengah kesibukannya, Jumat (21/5/2021).

 “Kita selaku pemerintah setempat tidak pernah dilibatkan (berkoordinasi) untuk masalah izin mendirikan bangunan. Jadi kita selaku Lurah, selagi tidak ada laporan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) tentunya tidak tahu. Karena induknya dari YWKA,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Seperti menyangkut masalah ruang terbuka hijau (RTH) dan tata lingkungan, mereka tidak pernah berkoordinasi. Saat mereka (Sekolah YWKA) ingin membangun gerbang sempat kita larang dan disarankan agar meminta rekomendasi terlebih dahulu dengan Dinas Pendidikan,” ujarnya.

Dikatakan Edi, sejak 2012 saya menjadi lurah di sini, tanah sekolah YWKA adalah milik PT KAI, saya belum pernah mengetahui AMDAL sekolah YWKA baik bangunan lama maupun bangunan baru yang ada saat ini. “Bahkan saya pernah mengimbau ke pihak Sekolah YWKA dan PTKAI untuk berkoordinasi tetapi diabaikan,” kata Lurah yang telah menjabat 10 tahun ini.

Edi mengakui, kurang mengetahui adanya pengajuan untuk rekomendasi baik itu penambahan bangunan fisik, baru maupun rehab. Artinya untuk advice planning (AP) harus diperiksa terlebih dahulu.

“Kita lihat dulu, sesuai atau tidak advice planning, alirannya dimana, limbahnya jenis apa, membahayakan lingkungan atau tidak, menimbulkan gangguan ketenteraman ketertiban masyarakat serta melakukan analisis di lapangan. Tidak bisa hanya mendengar cerita saja, karena mereka di bawah naungan PT KAI. Artinya planning sektor PT KAI yang mengelola semuanya,” ungkap Edi.

Sedangkan untuk birokrasi pemerintahan itu, apakah berjalan atau tidak, otomatis balik kembali planning sektornya kepada PT KAI. Karena penguasa penuh ada di PT KAI. “Perlu atau tidaknya tentunya harus melengkapi tanggung jawab mereka,” tukasnya.

Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Sumsel, Aida melalui Stafnya Setya menyampaikan YWKA dan PT KAI tidak ada hubungan. “Dan untuk asset PTKAI semuanya pasti memliki Amdal dan ada juga yang masih dalam proses,” tegasnya.

Ketika disinggung soal lokasi kantor YWKA di Sumsel, Saya, jawab Setya, tidak tahu kantor YWKA di Sumsel dan untuk sekolah YWKA itu bukanlah aset PT KAI, “Tugas saya dari bu Aida hanya menampung pertanyaan,” ucapnya.

Laporan Abror Vandozer

banner 468x60

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *