Calon Politik Harus Punya Investasi Sosial yang Besar
WIDEAZONE.com, PALEMBANG | Aksi political introduction [Perkenalan Politik] seorang figur sudah mulai timbul di permukaan publik baik di kota, kabupaten maupun Provinsi Sumatera Selatan
Tentunya mengundang banyak tanda tanya, pandangan khalayak publik untuk mengetahui siapa siapa tokoh the next time become leader? lantaran ajang pemilihan kepala daerah, legislatif masih terbilang lama.
Setiap detik, menit, hari dan bulan, politik terus mengalami perubahan, sehingga memberikan nuansa peluang bagi tokoh tokoh poltik atau calon baru dan lama baik di tingkat Pileg dan Pilgub untuk tampil pada kontestasi Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Pengamat Sosial dan Politik Sumatera Selatan, Bagindo Togar dalam analisa jelang kontestasi politik 2024, Senin [27/9].
Dikatakan Bagindo, manuver manuver tokoh politik mulai bermunculan baik secara partai politik [Parpol] maupun jalur independen. “Bahkan sistem yang bakal dibangun oleh Parpol merupakan jalur seleksi setiap figur untuk membuka peluang para kadernya mendulang suara sebanyak banyaknya dalam pencapaian jumlah kursi di DPRD tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi hingga menuju DPR RI,” ucapnya.
Makanya, menurut Bagindo, munculkanlah kader berkualitas, mempunyai investasi sosial yang besar di tengah masyarakat. Jangan pernah berasumsi penyelenggara itu masih bisa diajak konspirasi!! saatnya mindset itu ditinggalkan.
Selama ini, tutur Bagindo ada sebagian kelompok berfikir “pemangku kepentingan harus dikuasai”, seperti penyelenggara pemilu [PPS-PPK-KPU] kabupaten/kota dan provinsi dengan tujuan mendapatkan kursi dan suara terbanyak!
“Parpol yang pragmatis seperti itu berbahaya bagi Demokrasi kita. Makanya dipikirkan dulu,” katanya dengan suara lantang.
Sistem Politik Masih Terdapat Ruang!
Siapa yang punya nilai ketokohan besar di tengah masyarakat? Bagindo menyebut tentu investasi sosialnya tinggi. Itu yang harus di munculkan.
“Jangan karena hanya mengandalkann kedekatan dengan elit parpol punya unsur logistik dan finansialnya tinggi, tapi tingkat kualitas kadernya tidak mumpuni. Itu harus dihindarkan,” tegasnya.
Sistem politik dalam Pemilu masih memberi ruang, meski terkadang masih terdapat pol pola lama yang dimainkan, seharusnya kata Bagindo jurus jurus itu sudah demisioner dan lakukanlah evaluasi.
“Dengan merubah sistem pemilu mulai dari rekruitmen calon [Legsilatif-Eksekutif] yang telah dimutakhirkan. Tujuan akhirnya mendapatkan calon yang berkualitas, bermoral dan punya gagasan brilian,” ungkapnya.
Para tokoh politik harus mempunyai gagasan dan konsep untuk dapat diketahui publik melalui jejaring sosial, karya tulisan buku hingga leadership-nya.
“Hal itu dilakukan untuk memberi impact secara menyeluruh baik di internal maupun eksternal,” pungkasnya.
Laporan Abror Vandozer