WIDEAZONE.com, PALEMBANG | “Penyakit kronis” anak-anak yang berdomisili di kota-kota besar, memang selalu melakukan tawuran massal, kebut-kebutan liar, serta hobi membawa senjata tajam.
Mantan pembalap nasional Ishak Yulian Yusuf, mengatakan bahwa untuk mencegah sikap brutal anak-anak muda yang berusia sekitar 14-17 tahun harus dilakukan secara bersama.
“Mereka harus diarahkan ke ruang pendidikan yang tepat. Ini melibatkan orang tua, pemerintah, polisi, serta organisasi keolahragaan,” ujar Ishak Yulian Najib, di ruang kerjanya, Senin, 26 Maret 2024.
Sosok yang diusahakan tampil sebagai sosok wakil walikota Palembang tahun 2024 ini, mengatakan orang tua terkait anak-anak itu harus lebih mewaspadai perilakunya.
Para remaja tersebut, kata Ishak Yulian, memiliki emosi tinggi. Jika emosi tersebut tidak terarah secara tepat, , maka mereka akan melakukan tawuran dan kebut-kebutan liar di jalan-jalan terbuka kota ini. “Keadaan ini sangat berbahaya,” ujar Ishak Yulian yang lebih akrab disapa Yan Najib tersebut.
Andaikan perilaku bar-bar mereka tak diarahkan ke jalur yang tepat, katanya, tak heran jika terjadi tawuran massal yang dapat mengorbankan orang lain dan jiwa mereka sendiri.
Apalagi jika mereka melakukan kebut-kebutan liar di jalan raya, ujar Yan, dampaknya akan menyebabkan terjadinya kecelakaan yang merenggut korban jiwa.
Terkait soal itu, Yan Najib yang sudah malang melintang di dunia otomotif, menyarankan agar anak-anak remaja itu diberi ruang untuk melakuian hal-hal buruk menjadi nilai yang positif.
“Dalam kaitan itu, orang itu perlu memberikan perhatian lebih. Misalnya, kunci motor atau mobil, harus dipegang oleh orang tua mereka,” tukas Yan Najib.
Menurut Yan, arahan paling tepat adalah memberikan ruang pembelajaran yang sesauai dengan hobi mereka. Jika senang berkelahi, misalnya, arahkan mereka untuk menjadi petinju. “Ini ruang yang tepat”.
Tapi jika mereka senang kebut-kebutan, tambah Yan, arahkan saja ke dunia otomotif. Sebab dengan cara memberikan ruang yang tepat, perilaku buruk seperti itu akan bisa diatasi.
“Sudah waktunya anak-anak itu kita arahkan ke dunia *circuit*. Di lintasan ini, mereka akan mengenal hobi dan kemampuan yang ada di dalam diri mereka,” ujarnya.
Misalnya, pada lintasan yang rapat, mereka dapat mengendalikan kendaraannya, sehingga mereka menjadi terampil mengendalikan motor atau mobil yang dikendarai mereka.
“Kita ada Ikatan Motor Indonesia Sumatera Selatan (IMI Sumsel), pasti akan membantu memberdayakan hobi mereka. Bila perlu saya akan membantu anak-anak tersebut,” ujar Yan.
Di dunia otomotif, tambahnya, para remaja akan dikenalkan tentang tuang balapan. Misalnya dunia *sprint rally* . Ini cabang kegiatan balapan olahraga otomotif roda empat yang menuntut ketepatan waktu.
“Berbeda dengan balapan mobil jenis touring (sirkuit), merupakan balapan formula yang menghadirkan banyak pesaing. Aktivitas ini pasti menggembirakan mereka. Apalagi mereka suka kebut-kebutan liar,” jelas Yan.
Menurut Yan, jika pihak kepolisian memberikan izin, pemerintah juga mendukung, dan orang tua memberikan perhatian ketat, aksi kebut-kebutan liar dan tawuran bisa dikendalikan ke arena positif. “Ini yang perlu kita pertimbangkan,” ujar Yan menutup perbincangan. (*)
Laporan Anto Narasoma