PT Bukit Asam Peroleh Setifikat Warisan Budaya untuk Sawahlunto

"Bukit Asam akan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemkot Sawahlunto untuk memajukan dan menjaga Ombilim Coal Mining Hertige of Sawahlunto," ujar Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Suherman, Sabtu (2/11/2019)
"Bukit Asam akan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemkot Sawahlunto untuk memajukan dan menjaga Ombilim Coal Mining Hertige of Sawahlunto," ujar Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Suherman, Sabtu (2/11/2019)

WIDEAZONE.COM, PADANG — Sertifikat pengakuan Warisan Budaya Dunia Ombilin Coal Mining Hertige of Sawahlunto dari Unesco, membangkitkan PT Bukit Asam untuk mengembangkan potensi Sawahlunto di sektor periwisata.

“Bukit Asam akan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemkot Sawahlunto untuk memajukan dan menjaga Ombilim Coal Mining Hertige of Sawahlunto,” ujar Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Suherman, Sabtu (2/11/2019).

banner 468x60

Sertifikat itu, kata Suherman, telah diserahkan Arief Rachman selaku Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO ke pada Direktur Utama PT Bukit Asam TBk, Arviyan Arifin di Padang, Selasa lalu (29/10/2019).

Penyerahan sertifikat itu disaksikan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly dan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Menurut Suherman, dengan sertifikat itu, berarti UNESCO telah mengakui Sawahlunto dan seluruh alur kegiatan proses pengelolaan batu bara, mulai dari pertambangan di Sawahlunto hingga coal handing di Pelabuhan Teluk Bayur Padang, sebagai warisan budaya dunia.

Penetapan Budaya Dunia Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto dari UNESCO, kata Suherman, mencakup tiga area, yakni area A untuk situs pertambangan batu bara di Sawahlunto, area B untuk jalur kereta api antara Sawahlunto-Padang, dan area C untuk tempat penyimpanan batu bara di Emmahaven, Pelabuhan Teluk Bayur.

“Sedangkan area kereta api yang masuk ke area B, merupakan jalur angkutan kereta api yang kita gunakan untuk mengangkut batu bara dari lokasi tambang Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur,” jelas Suherman.

Ketiga area merupakan satu-kesatuan dari peoses penambangan batu bara di Sawahlunto. Hasil proses penambangan itu dikirim ke berbagai lokasi melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

Sebagai perusahaan batu bara, katanya, PT Bukit Asam Tbk melakukan kegiatan penambangan di Sawahlunto, turut berpartisipasi untuk periwisata di Sawahlunto.

“Kami bangga menjadi bagian dari Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto tersebut,” ujar,Suherman, tersenyum.

Usai penambangan batu bara yang terhenti tahun 2001 lalu, PT Bukit Asam mengubah lahan pascatambang menjadi taman satwa dan membuat danau buatan untuk lokasi wisata.

Tak hanya itu, kata Suherman, Bukit Asam telah membangum Museum Tambang Batu Bara Ombilim di Sawahlunto.

“Museum ini akan menceritakan sejarah tentang pertambangan batu bara di Ombilin. Selain itu kita pun dapat memamerkan peralatan yang digunakan saat melakukan proses penambangan,” katanya.

Untuk mendukung pariwisata dan edukasi terkait batu bara, terutama tambang dalam, PT Bukit Asam membuka lubang pendidikan di lubang bekas tambang.

“Mahasiswa pertambangan dapat belajar dan melihat langsung bentuk penambangan di lokasi tambang dalam,” ujar Suherman menutup perbincangan. (abror vandozer/ anto narasoma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *